Si Dhuafa
Status ini sangat tidak mengenakkan., siapapun di muka bumi
ini yang bepikir secara logika takkan mau menyandangnya, di batin terasa diri
ini rendah , hina, di pandang sebelah mata, kadang berharap ada yang memberi,
memberi bantuan, sedekah, dan lain – lain “ makanaaann ada makanan “ si dhuafa
berebut makanan sekalipun terkadang makanan itu sudah hampir basi sisa
pemberian si kaya , atau si sukses
Bagi hamba yang tak beriman kadang berpikir logika status
dhuafa adalah kesalahan pribadi, akibat malas, orang – orang yang hanya
berpangku tangan, salahnya sendiri mau miskin, padahal tanpa ia sadari dia
telah menyalahkan, menghina takdir, kodarnya ALLAH yang menciptakan dan membuat
semua apa – apa di muka bumi ini. Padahak sebenarnya adanya si kaya , si sukses
itu karena ALLAH masih membuat adanya orang – orang miskin , dhuafa dan yatim
Dan lain – lain coba seandainya semua orang di takdirkan kaya mau kemana harta
kekayaan itu ia gunakan , apakah untuk di nikmati sendiri, maka tunggulah di
akherat nanti akan di jadikan bentuk ular Raksasa oleh ALLAH yang akan
menggigit meracuni tubuh sikaya hingga hancur meleleh,
Si dhuafa : patutlah bersyukur hartamu takbanyak untuk
dipertanggung jawabkan di akherat nanti, sehingga selevel nabi dan para
sahabatnya 4 kholifah saja berani habis habisan dan berdoa agar di matikan
dalam keadaan miskin dalam arti harta dan warisannya telah ia serahkan untuk
pengembangan dan perjuangan agama ALLAH (FisabiLILLAH) hingga status yang di sandang Nabi dan para Shabat
beliaupun dalam keadaan meninggalnya si Dhuafa , bebas hambatan di jalan
sirotol mustakim di akherat nanti, karena tidak ada hisaban harta yamg
menghalangi, Lain lagi dengan si Kaya yang meninggal dalam bergelimpangan Harta
, maka Hartanya di waris dan di miliki oleh orang lain akan kah harta itu
mengalirkan kebaikan atau malah mengalirkan dosa baginya selama di alam baka
ALLAHU A’Lamu
Alhamdu Lillahi Jaza Kumullahu Khoiroh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar