Kerugianya Tidak Berjama'ah
A. Tidak Berjamaah Berarti Berada Di Luar Rahmat Allah
Sebaliknya memisahi jamaah juga menimbulkan dampak
negative yang besar, yaitu keluar dari "rahmat Allah" menuju adzab
(siksa)Nya, sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam wal-firqatu adzab berarti dari hadits diatas dapat kita fahami bahwa tetapnya
adzab bersama firqah sama halnya tetapnya rahmat bersama jamaah.
Selain dari itu, tidak menetapi jamaah menjadi sebab
mati "su'ul khatimah" (sejelek-jeleknya kematian) apabila tidak
bertaubat dan atau tidak kembali menetapi jamaah.
Dari Abi Hurairah dia berkata, Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda "Barangsiapa yang keluar dari ketaatan dan
memisahi jamaah kemudian mati maka matinya dalam keadaan jahiliyah" HR.
Muslim : 3437
Keterangan; Hadits diatas menerangkan bahwa mati dalam
keadaan tidak berjamaah atau memisahi jamaah adalah mati jahiliyah berarti
sejelek-jeleknya kematian, wal iyadzu billah
Sebagaimana rahmat senantiasa menyertai orang yang
menetapi jamaah hingga membawahnya ke dalam surga, begitu pula adzab senantiasa
menyertai ahli firqah hingga membawanya ke neraka.
Dari Ibni Umar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda "Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku atau
umat Muhammad atas kesesatan dan tangan Allah bersama jamaah dan barangsiapa
yang memisahi (keluar dari jamaah) maka memisahinya itu ke neraka" HR.
At-Tirmidzi : 2093 (Abu Isa berkata: Hadits gharib, Syaikh Albani berkata:
Hadits Shahih selain lafadz "wa man Syadza" : Shahih dan Dhoifnya
Sunan At-Tirmidzi : 5/167)
B. Timbulnya Perselisihan Yang Liar Dan Terbiasanya
Su'ul Adab Dalam Ikhtilaf Seperti; Munuduh Sesat Bahkan Saling Mengkafirkan
Suasana ukhuwah islamiyah tidak akan tercipta dengan
tanpa adanya suatu jamaah sebaliknya yang ada adalah situasi liar saling hujat,
saling klaim merasa dirinya atau manhajnya yang paling benar, contoh nyata
adalah yang terjadi pada golongan "Salafiyyun" keberadaan mereka di
Indonesia dan sekitarnya belum begitu lama sekitar tahun 1980-an dipelopori
oleh Ust. Ja'far Umar Thalib, jumlah mereka pun belum begitu banyak, akan
tetapi suasana di kalangan mereka senantiasa panas; saat ini dengan mudah dapat
kita jumpai di toko-toko buku, kitab-kitab yang isinya tulisan saling hujat
antar Salafi, bahkan Ust. Ja'far Umar sendiri sebagai pentolan mereka tidak
selamat dari hujatan oleh bekas-bekas murid atau pengikutnya tersebut.
Dengan alasan jarh wat ta'dil mereka menghalalkan
ghibah (membeicarakan kekurangan) terhadap ulama yang mereka anggap tidak
"bermanhaj salaf" bahkan orang-orang yang dulunya telah berjamaah
kemudian terpengaruh dengan propaganda "Salafi" nampak sekali
perubahan akhlaqnya, yang asalnya santun menjadi liar, bahkan dengan bangganya
mereka mencaci maki ulama yang telah berjasa memperkenalkan kepada mereka
Al-Qur'an dan As-Sunnah, mereka hina dengan sebutan; si Dajjal Al-Kadzab dan
sebutan-sebutan lain yang buruk, seperti itukah ajaran ulama Salafus shalih ?,
padahal Allah dan Rasul mengajarkan sikap ta'dim kepada ulama siapapun mereka
apalagi yang telah berjasa kepada kita memperkenalkan ayat-ayat Allah dan Sunnah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mereka tidak mengindahkan adabul
ikhtilaf atau mungkin belum pernah belajar mengenainya ?
Perhatikan firman Allah
Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah [1]
maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. Qs. Al-Hajj : 32
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Dari Abi Musa al-Asy'ari dia berkata, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Sesungguhnya termasuk di dalam
mengagungkan Allah adalah memuliakan orang Islam yang beruban (tua), pembawa
Al-Qur'an (ulama) yang tidak melampaui dan tidak menjauhi Al-Qur'an dan
memuliakan penguasa (imam) yang adil" HR. Abu Dawud : 4203 (Tahqiq
Al-Albani : Hasan Shahih Al-Jami' : 2195)
Nasihat dari Al-Imam Abu Al-Qasim Ibnu Asakir;
Sesungguhnya daging para Ulama itu beracun, dan adat
(kebiasaan) Allah di dalam membuka tirai orang yang melecehkan mereka sudah
diketahui, orang yang lancang lidahnya kepada Ulama Allah akan menimpakan bala'
kepadanya berupa kematian hati sebelum kematian jasad. An-Nawawi : Majmu'
Syarah Al-Muhadzab 1:24
Seharusnya jika benar-benar ingin mengikuti jejak /
manhaj para salafus shalih terlebih dahulu mereka belajar akhlaqul kharimah
sebab salah satu pokok ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah
budi pekerti yang agung
Firman Allah ta'ala
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung. Qs. Al-Qalam : 4
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Dari Abi Hurairah dia berkata, Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlaq yang baik" HR. Ahmad : 8595 (Syaikh Al-Albani : Shahih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar